Hampir tiga tahun sebelum ia mengungkapkan program
mata-mata National Security Agency, Edward Snowden diam-diam melakukan
perjalanan ke New Delhi, India. Di sana, ia menghabiskan enam hari untuk
mengikuti kursus peretasan dan pemrograman komputer dan pemrograman
lain di sebuah lembaga pendidikan negeri itu.
Didampingi
instruktur pribadi, Snowden, yang saat itu menjabat sebagai kontraktor
untuk agen mata-mata NSA, mengambil kursus etika peretasan, di mana ia
belajar teknik canggih untuk membobol sistem komputer dan
mengeksploitasi kelemahan dalam software. Tujuan pendidikan itu adalah
untuk melatih siswa untuk melindungi komputer dan isinya dari pencuri
dan mata-mata.
Sebelum sampai ke materi utama, mereka
belajar bagaimana untuk masuk ke dalam sebuah sistem komputer dan
mencuri informasi. Snowden juga bertanya tentang metode
reverse-engineer, cara yang paling populer di dunia untuk
menyebarluaskan kejahatan online.
Snowden diketahui tidak
mengungkapkan perjalanannya ke India kepada penyidik saat ia
memperbaharui izin akses keamanan rahasia NSA pada tahun berikutnya.
Izin itu diberikan hanya kepada orang-orang tertentu untuk bisa
mengakses 1,7 juta file rahasia. File inilah yang kemudian dicurinya dan
dikirimkan pada dua media, sebelum akhirnya dipublikasikan dan
menimbulkan kegemparan.
Para pejabat intelijen AS
menyalahkan perusahaan yang mempekerjakan Snowden. Kini, mempertanyakan
seseorang pernah ke luar negeri dan apa yang mereka lakukan menjadi
salah satu prosedur baku untuk mendeteksi apakah seseorang mata-mata
mumpuni atau tidak.
Tapi Foreign Policy menyatakan
perjalanan Snowden ke India seharusnya tidak menjadi misteri bagi
pemerintah AS atau badan-badan intelijen negeri itu. "Snowden berada di
negara itu dalam kapasitas sebagai kontraktor NSA yang dipekerjakan
untuk membantu sebagai ahli teknis di kedutaan besar AS di New Delhi,"
kata seorang sumber.
Snowden juga mengatakan kepada
instruktur komputernya bahwa ia bekerja untuk NSA. "Ia juga menyatakan
berada di kota ini untuk sebuah urusan bisnis," kata Rohit Aggarwal, CEO
dan pendiri sekolah teknologi informasi Koenig Solutions.
Namun
hingga kini, apa pekerjaan yang dilakukan Snowden di kedutaan di New
Delhi tidak pernah jelas. Sebelumnya, ia bekerja sebagai spesialis
teknologi untuk Dell di fasilitas NSA di Jepang.
Kuat
dugaan, ia melakukan pekerjaan mata-mata cyber di India. Pasalnya, bukan
rahasia lagi personel intelijen AS sering ditempatkan di kedutaan
mereka di luar negeri untuk tugas-tugas spesifik.
Dugaan
ini dikuatkan oleh dokumen yang diungkapkan Snowden yang menggambarkan
sebuah program yang disebut 'Stateroom', yang mengumpulkan komunikasi
elektronik menggunakan peralatan yang berbasis di kedutaan besar AS di
seluruh dunia. Dokumen-dokumen lain yang dirilis Snowden menunjukkan
bahwa NSA mungkin telah memata-matai Kedutaan Besar India di Washington
dan misi negara itu untuk PBB.
Juru bicara untuk NSA , CIA, dan Kantor Direktur Intelijen Nasional semua menolak memberikan komentar
0 Comments
Post a Comment